Impian Bersamamu
Terima Kasih
Atas Impian yang Telah Kau Mimpikan Bersamaku, Lalu Kau Tinggal Pergi
Aku menulis ini
bukan karena mengharapkanmu kembali. Aku memainkan kata bukan semata-mata masih
mencintaimu. Ini hanya ungkapan hatiku saja. Sengaja aku menulis tanpa perkenalan, agar pembaca tidak menilai cerita
ini dari satu sisi. Kalian cukup tahu saja, yang menulis ini adalah wanita yang
tengah merasakan kegundahan hati.
Aku tidak
menyalahkan takdir atas pertemuan kita. Tidak pula menyalahkan atas putusnya
tali antara kita. Aku tidak menyesali waktu yang telah terlewati. Aku hanya
menyayangkan begitu banyak waktu yang telah terlewati bersama terbuang sia-sia.
Aku dan kamu
telah bersama menaklukan waktu yang sangat lama, membangun impian, mimpi-mimpi
kecil ke pelaminan. Makan, tidur, tertawa, menangis, kita lakukan bersama,
mimpi kita.
1460 hari menjadi saksi
bisu asmara kita. Setiap saat yang aku ucap “Aku
mencintaimu,”, yang keluar dari bibirku, dari hati, tentangmu. Tentang
bagaimana aku menyayangimu, sepanjang waktu. Begitupun denganmu, kamu berkata
mencintaiku hingga sisa hidupmu. Mengatakan ke seluruh dunia lewat perilakumu, ‘Aku adalah wanitamu, dan hanya untukmu”. Memelukku
tanpa ragu.
Tapi takdir
Tuhan merubah itu semua, 1460 hari seakan tidak pernah terjadi. Aku berjalan di
jalanku tanpamu, dan kamu tidak mau melihat sedikit pun jalanku. Kamu pergi
entah dengan pikiran seperti apa, aku bertanyaa-tanya tentang hal itu?
Sampai detik ini
kepalaku diisi seribu tanda tanya tentangmu?
Semoga dengan
takdir Tuhan yang sulit ini, membuat kita semakin dekat denganNya. Ujian dibuat
untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Terakhir, aku
hanya ingin mengucap terima kasih untukmu. Atas kasih sayang dan cinta yang
selama ini telah kau berikan.
Terima kasih
atas mimpi-mimpi kecil kita J
Komentar