Dunia maya dan LDR
Oleh: Nana_Chyintia
Pada awalnya aku tidak menyukai apa itu LDR (long distance relationship) bahkan aku tidak percaya yang namanya cinta jarak jauh, dan aku membencinya. Sebelum aku melangkahkan kaki pergi keluar dari rumah untuk merantau kenegeri Formosa, aku memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai, dia tampan, tinggi dan aku sangat menyukainya. dia sering mengecewakanku, walaupun sering berbohong kepadaku, itu bukan suatu masalah buatku untuk berhenti menyukainya.
***
Keadaan ekonomi yang membuatku pergi kenegri sebrang Formosa, dengan berat hati aku berpamitan ke kekasihku untuk yang kesekian kalinya.
aku duduk disebelahnya air mataku tak henti menetes, bibirku bergetar, kakiku lemas tak bertenaga.
“aku tidak bisa menjalin hubungan jarak jauh, dan aku tidak ingin melakukannya. Lebih baik kita putus saja” ungkapnya yang tidak berperasaan sama sekali. Apa itu cinta, apa itu yang dinamakan sebuah hubungan.
Hatiku hancur berkeping-keping.
Bukankah cinta yang mampu membuat kita bertahan penyemangat hidup seiring berjalan, cinta bukanlah hanya sebuah kata ketidakadilan, tetapi cinta juga butuh perjuanagan.
Hati seseorang tidak terbuat dari tepung dan bumbu dapur, yang mudah di permentasiakan.
***
Musim dingin kedua tahun ini, tidak terasa amat dingin dan aku masih menikmatinya dengan nyaman.
Aku memiliki keponakan yang berkerja di taiwan, kita lumayan dekat dalam hal perasaan dan hal apapun. Dia mengenalkanku dengan teman kekasihnya, yang bernama Tupin sebenarnya aku sudah kenal tetapi aku belum tertarik untuk menjalin hubungan lagi.dia manis rambutnya ikal kulit sawo matang dan modis. Mereka memojokanku dengan Tupin melalui salah satu aplikasi (facebook).
Aku mulai berkenalan dengannya saling balas pesan dari pagi, siang, malam sampai pagi lagi. Entah dari mana awalnya, aku mulai menaruh hati kepadanya hatiku mulai berdetak kencang, ketika melihat pesan darinya. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?
Aku beranikan diri untuk mengungkapkan perasaanku kepadanya melalui pesan singkat “ i love u” pesan singkat yang aku kirim tanpa basa-basi kata lain. Selang beberapa menit dia membalas pesanku
“ belum tidur” ahh... Sebuah jawaban yang tidak ingin aku dengar. Aku malu, aku tidak membalas pesannya dan tidak menghubunginya.
Disaat aku tidak menghubunginya, aku mulai dekat dengan adik kesepupunya yang masih seumuran. Kita nyambung saat ngobrol, bahasanya juga terlalu manis untuk dipahami, mungkin aku juga tidak sengaja menggodanya sampai akhirnya dia menyatakan cinta kepadaku. Dia mengirim permintaan menjalin status ke akun facebook secara publik. Dari situ mungkin tupin melihat apa yang terjadi setelah aku tidak menghubunginya. Andai kamu tau betapa beratnya mengucap kata i love u, setelah penghianatan hari itu.
“apa kamu serius dengan dia? Tidakkan?” tulis Tupin dalam pesan singkatnya.
***
24 febuary, tepat satu tahun aku dan dia. Kita mejalankan hubungan yang cukup lama, tetapi tidak ada chemistry dalam hubungan kami. Seolah kita bisu, tuli, dan buta. Kita hanya saling sapa ketika pagi, ketika siang matahari terbit dan ketika senja matahari akan terbenam. Cinta yang aku perjuangkan kali ini sangatlah sulit, suatu hubungan tanpa sebuah canda, tawa, dan keromantisan. Sebuah kehangatan yang tidak pernah ada dalam cinta selama ini, jangankan kehangatan untuk mendengar suaranya pun aku harus mengatur waktu dengannya. Tapi itulah cinta aku berjuang untuknya, untuk hubungan jarak jauh kita. Untuk pria yang telah mampu menghapuskan lukaku dari pria masalaluku. Aku berjuang menahklukkan hatinya selama setahun lebih, sifat ketidak tertarikannya membuatku penasaran siapa laki-laki yang aku cintai kali ini. Keangkuhannya, semakin membuat seribu pertanyaan diotakku
“apakah dia mencintaiku? Apa dia hanya bermain-main saja? Apa dia tidak tertarik denganku?”
beribu kata terselip dibenakku, bukanlah waktu sebentar aku menjalin kasih dengannya, ya... walaupun itu hanya di dunia maya dan belum pernah bertemu secara langsung. Aku sudah mempercayakan hatiku untuknya.
***
Hari yang aku tunggu-tunggu tinggal menghitung hari lagi, di mana kan ada hari yang kita tunggu selama satu tahun setengah perjalan cinta LDR kita. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan menjalin hubungan jarak jauh sampai sejauh ini. Setiap orang mungkin tidak akan percaya akan apa itu cinta dunia maya, awalnya aku juga tidak percaya karena sekarang aku merasakan dan menjalani apa itu cinta dunia maya, Aku percaya cinta itu ada, walau belum nyata.
Pertemuan pertama kita sungguh tidak berkesan sama sekali, dia seperti tidak asing lagi padahal kita baru bertemu, dia cuek bahkan nada bicaranya bukan seperti seorang kekasih,yang telah menunggu kekasihnya bertahun-tahun bahkan dia tidak menganggapku ada disampingnya. Aku yakin itu bukan dia, tetapi nyatanya itu dia yang ada dihadapanku. Rasa ragu mulai tumbuh, rasa di mana hati ini mulai mencurigai sifatnya. Mungkin benar apa yang orang-orang katakan bahwa laki-laki dunia maya itu semua sama pembohong, penipu dan hanya pelampiasan saja.
Aku juga berfikir mungkin dia kaget melihatku, mungkin aku tidak sama seperti yang difoto, atau mungkin aku kurang berkesan di hari pertama bertemu.
***
Aku berdiri kaku, kaki enggan melangkah, air mataku menetes, bibir merahku bergetar, jari-jari tanganku kaku hampir tak tergerakkan.
“apakah kamu mau menikah denganku” tanya Tupin dengan lembutnya.
Dia mengajak keluarga ayah dan ibunya datang kerumahku, ternyata ini rencana yang engkau rencanakan dibalik sifatmu beberapa hari ini. Lelaki yang aku cintai selama ini teryata menyimpan keromantisan yang sangat istimewa, hubungan kita semakin nyata, tidak pedulinya selama ini ternyata dia adalah laki-laki yang sangat menghargai wanita, penyayang, dan romatis. Bahwa sanya setiap hubungan dunia maya dan hubungan jarak jauh tidak selalu berujung kesedihan atau penipuan. Semua tergantung kita, bagaimana kita menanggapi dan bagaimana kita berperan didalamnya. Cinta tidak bisa menipu kita, cinta juga tidak bisa membohongi hati orang-orang yang penuh cinta.
Chiayi,2-maret-2016.
Komentar